Tuhan, aku punya satu pertanyaan. Hal ini sangat menggangguku. Aku tak tahu juga bagaimana untuk menanyakannya. Semua serba membingungkan. Apa yang harus aku lakukan?
Aku merasa sakit saat aku membaca sesuatu mengingat sesuatu menyadari sesuatu. Aku merasa sangat sakit dengan hal ini, Tuhan. Darimana aku harus mengatakannya?
Tuhan, Kau pasti tahu apa yang sedang aku pikirkan sekarang ini. Aku bimbang bagaimana mengatakannya. Aku menyukai dia, benar menyukai dia. Aku menyukai dia lebih dari apa yang mereka tahu. Aku menyukai dia lebih dulu dari dirinya. Aku harus memendam semua dengan sadar dan tidakku, aku tak mungkin mengatakan semua. Tidak, jika aku masih menyayangi dirinya. Aku dan dirinya adalah teman. tapi tak tega hatiku menyebar semuanya begini. Dirinya lebih dulu mengatakan isi hatinya padaku, tapi aku lebih dulu menyukai dia. Apa yang bisa aku lakukan? Tidak ada. Yang bisa aku lakukan hanya diam dan diam. Memendam semua dengan sadar tidakku. Dirinya menyukai dia, aku lebih menyukai dia, karena aku lebih dulu mengenal dan menyukainya. Memendam selama 4 tahun bukan hal yang mudah. Kenapa? Pertama, dia adalah mantan mantan sahabatku. Kedua, dia dicintai sahabatku kini. Apa yang bisa kulakukan? Tidak ada.
Ingat saat pertama dirinya bercerita padaku tentang dirinya mengenalmu dan langsung menyukaimu. Sakit, remuk, jatuh, benar-benar jatuh. Kenapa aku harus mencintai dia yang kini kutahu telah dicintai dirinya? Aku tahu mungkin aku salah karena aku mencintai dia. Tapi mana pernah aku tahu kalau sahabatku juga akan mencintainya? Sedangkan aku lebih dulu yang mencintainya? Apa aku salah, Tuhan? 4 tahun aku memendam perasaan ini dari dia, dan dirinya. Terlalu sakit sekali, hingga sekarang aku masih harus memendam semua itu. Mengingat, kini aku telah dekat dengan dia. Apa lagi yang bisa aku lakukan?
Jujur, kini aku semakin dekat dengan dia. Dan rasa takutku semakin menjadi. Bagaimana bila aku menyakiti temanku? Aku tak pernah ingin perasaan suka ini bisa menyakiti pihak lain. Tapi apa semua salahku, Tuhan? Aku lebih dulu menyukai dia. Lebih dulu. Sejak pertemuan pertama 4 tahun lalu.
Apa yang pantas menjadi sebutanku? Perebut cinta teman? Apa itu yang pantas kuterima, Tuhan? Sedangkan, aku tahu persis aku yang lebih dulu menyukainya bahkan sebelum mereka saling kenal. Siapa yang telah merebut dan direbutnya dari? Apa yang harus aku lakukan sekarang? Berdiam diri lagi? Tapi rasa ini sudah semakin kuat. Ingin kumenangis karena hal ini. Tolong aku, Tuhan. Katakan apa yang harus aku lakukan. Mengalah demi temanku, atau mengikuti apa yang jadi ego sukaku?

0 comments:
Post a Comment