Kalau air mata bisa menghilangkan rasa sedih ini, mungkin aku akan sangat bahagia. Jangan menjauh dariku. Tetaplah dekat meski kita bukan lagi apa-apa. Kau sendiri yang bilang, kau tak ingin jauh dariku, kita akan tetap dekat meski tak sedekat dulu. Tapi entah kenapa, rasanya sungguh aneh. Tak ada lagi pesan darimu yang mengkawatirkanku, merindukanku. Mungkin juga, tak akan ada lagi yang akan mempedulikanku.
Kenapa harus aku yang memulai untuk berkirim pesan padamu? Apa sudah tidak ada lagi rasa khawatirmu padaku? Apa tak ada setitik pun rasa rindumu padaku? Aku tak tahu, karna hanya kau yang tahu. Apakah aku sudah tak berkesan bagimu? Entahlah aku tak tahu.
Hei kau yang di sana, kau harus tahu, aku merindukanmu, sangat merindukanmu. Mungkin aku terlalu egois karna hanya memikirkan perasaanku sendiri. Tapi percayalah, aku tak memaksamu untuk merindukanku atau pun mengkhawatirkanku. Tolong, jangan biarkan aku sendiri terpaku dalam lamunku. Jangan biarkan aku sendiri dalam kesendirianku.
Aku takut, takut bila nanti kau akan membenciku. Aku akan lebih membenci diriku bila hal itu terjadi. Kembalilah seperti dulu. Kalau tak bisa seperti saat kita bersama, paling tidak seperti saat kita belum bersama. Tanyakan padaku, tanyakan bagaimana kabarku, sedang apa aku, setidaknya memperlihatkan kau masih peduli. Jangan seperti ini.

0 comments:
Post a Comment