Harapan Terakhir

Aku anak tunggal di keluargaku. Sebenarnya tidak tunggal secara lahir sih. Aku punya kakak perempuan, namanya Arum Sekar Pertiwi, aku pernah cerita belum ya? Ia meninggal saat umurku sekitar 5 tahun, masih agak kecil sih, tapi aku sudah bisa merasakan seperti apa punya kakak. Meski masih kecil, aku juga merasa sedih lho. Hem..

Sekarang, beginilah aku. Menjadi satu-satunya di rumah, satu-satunya anak gadis di rumah, sekaligus harapan terakhir orang tuaku. Sedikit berat memang, tapi bagaimanpun juga, aku jadi harapan terakhir sekarang. Harapan satu-satunya. Aku tak ingin membuat orang tuaku kecewa. Bagaimanapun juga, aku harus berusaha, agar tak ada kata kecewa dari mereka. Sungguh, tak bisa aku bayangkan bila orang tuaku kecewa, apa yang akan kakakku katakan di sana? Mungkin ia juga akan kecewa karena adik satu-satunya tak bisa menggantikan dirinya menjadi tombak keluarga. Beban di pundakku berat. Aku harus mencoba untuk tetap bertahan dan berjuang mengatasi beban ini sebaik-baiknya. Hanya bisa berdoa dan berusaha untuk yang terbaik. Harus bisa jadi harapan terakhir yang baik.

Cemburu, berlebihankah?

Apa kalian pernah merasa cemburu? Pasti pernah. Tak mungkin tak pernah ada yang cemburu. Bagaimana pun selalu ada yang merasa cemburu, walau itu sedikit.Yang penting cemburu kan?

Begitulah denganku. Mungkin aku berlebihan saat menganggap candaan kelas mengenai dia dan seseorang lain di kelas. Ini bukan untuk pertama kalinya sih, sudah 2 kali ini. Rasanya sakit sekali. Ingin menangis dan teriak saat itu juga. Mengatakan bahwa aku cemburu dengan candaan itu. Mungkin memang kelas baruku ini tidak tahu mengenai hal sebenarnya. Yah, namanya juga baru. Jadi, aku coba buat positif thinking aja deh. Berharap bahwa hal itu hanya candaan saja. Semoga tidak pernah benar-benar terjadi.

Ya Sudahlah

Hei kau yang ada di sana!! Sedang apa kau? Lama sekali aku tak mendengar kabarmu. Apa kau lupa? Dulu ada satu kenangan manis antara kau dan aku. Masih inget? Mungkin kau tak tahu yang mana kenangan itu. Tapi percayalah, aku masih benar-benar ingat kenangan itu. Sedikit malu memang saat aku ingat kenangan itu. hahahha.. Mungkin aku tak boleh lagi mengingat kenangan itu. Yah, terlalu sakit memang. Ya sudahlah..

Ada satu kata untukmu, kata yang selalu ingin aku ucapkan lantang dan mantap padamu, di hadapanmu, di depan kedua matamu. Mungkin kau tak akan tahu tentang kata itu. Yah, tak akan tahu. Ya sudahlah..

SAYANG itu adalah kata yang ingin aku ucapkan padamu. Ya sudahlah..

Toh mungkin kau tak akan peduli dengan kata itu. Ya sudahlah..

Tak ingin aku terlalu memikirkannya. Ya sudahlah..

Oh, masuk koran

Koran pagi 12 Agustus,ada berita mengejutkan. Aku dapat sms dari sepupuku, mbak Tyas, mengabarkan bahwa foto kami dimuat di suara merdeka edisi hari itu. Kaget mendengar berita itu karena ternyata mas mas yang kemarin saat kami berjualan memotret kami adalh jurnalis suara merdeka. Sedikit shock.

Kabar itu semakin kuat dan benar saat salah satu temanku yaitu Prima mengatakan bahwa ada fotoku di koran, cukup besar.

Sedikit malu memang, karena poseku sedang tidak bagus (hehe). Tapi jujur ini adalah kali kedua aku masuk koran. hehe..

Jualan oi..

Rabu, 11 Agustus adalah hari pertama puasa. Senang sekali rasanya. Kenapa? Karena senang. (hehe) Hari pertama puasa selalu ramai, oleh karena sepupuku punya inisiatif untuk menambah pendapatan dengan berjualan. Jujur, pertama kali aku mendengar usul itu, sangat terkejut. Apalagi dia bilang kita akan jualan di simpang lima sambil menunggu buka alias ngabuburit menghasilkan.

ide itu terdengar gila di telingaku yang baru pertama kali berjualan di sana. Berkat bujukan dari sepupu favoritku (baca: Cazzy) maka aku memutuskan untuk ikut. Hari sebelumnya, kami sudah mempersiapkan apa yang akan dijual, yaitu es buah. Di hari akan jualan, sedikit menggoda karena kami harus memindahkan es buah ke wadah dan menjualnya. Bisa dibayangkan betapa segarnya jika es buah itu mengalir di tenggorokan yang kering akibat seharian tidak di basahi. Sedikit tergoda, jujur.

Pukul 17.00 kami (aku, Cazzy, dan 2 sepupu lain) pergi ke simpang lima, wow, sudah ramai sekali. Kami mengambil tempat di dekat kantor telkom. Setelah 4 pasukan sampai, maka siap kami berjualan.

Awalnya terasa aneh, berteriak-teriak di pinggir jalan. Tapi semakin lama malah menjadi menyenangkan. Ada pengalaman baru di sini. Berjualan di pinggir jalan di bulan puasa. Sounds great! Hahaha..

Pokoknya nggak rugi deh. Selain mengisi kantong yang hampir kosong, kita juga bisa menghabiskan waktu sambil menunggu waktu buka puasa. Hasil jualannya lumayan lho. :)

Skype oh Skype

Hohoi semua.. Lama aku nggak ngepost ya? Udah berapa lama ya? Mungkin saking lamanya jadi lupa. Hehehe

Ada yang punya skype? (apa itu) Skype adalah suatu layanan internet yang menyediakan layanan chatting atau apapun pada anggotanya. Sejenis messenger gitu deh. Cuma yang ini aku pikir lebih oke. Kenapa? Karena ada lebih banyak temen di skype. Beberapa anak SMAGA tergabung dalam suatu grup (namanya aku lupa) di sini kita bisa cerita rame-rame sama anggota grup. Menyenangkan. Jadi berasa nggak kesepian lagi. Tapi yah, ramenya kalo cuma malem aja terutama hari libur. Kalo aku sih cuma bisa OL malem pas hari libur, selain itu ya tetep aja SUWUNG tingkat tinggi.

Di skype ini aku menemukan teman baru, Rifqi namanya. Sebenarnya bukan teman baru sih, cuma sering liat ketemu tapi nggak pernah ngobrol sama sekali. :P maaf ya RIf. Selain itu aku juga punya temen dari Jepang lhooo. (namanya lupa juga. :P)

Jadi intinya, punya skype itu menyenangkan :D
Tunggu apa lagi, ayo bikin. Kalo udah bikin add aku ya di Etika Ami Utami
Hatur Nuwun

Smaga Cooking Club

Didirikan atas dasar berkumpul selama 5 hari dalam mempersiapkan lomba GEJE. Meski hanya sebentar, tapi aku merasakan suatu rasa pertemanan yang tinggi. :')
Aku, Ova, Nuii, Fajar, Ari, Riecho, Amri, Angga, Anggi, Sensen, Ishmah, Ais, Okki, Prima, Nururu, dan Hamid.
Seru, senang, nyaman, bahagia saat bersama mereka. Tak ingin pisah, tapi kami ternyata harus dipisahkan karena kami sudah tidak lagi menjadi tim dalam lomba GEJE. Namun dalam hati kami, SCC never dies. :D