Saturday, October 27, 2012

Lelah, Muak, dan Ingin

Aku terduduk dan memandang bagaimana matahari terbit. Menapaki kenangan yang tak kunjung berakhir. Menyusuri jalan nan kelam menunggu sinar yang tak juga datang. Semakin pekat dan semakin padat. Membiarkanku terbang melayang menyesali sebuah penyesalan. Menunggu. Aku hanya bisa bersabardan bertahan kuat untuk tetap menunggu. Entah sudah berapa lama aku di sini dan membiarkan angan menyempurnakan lamunanku. Benci kumelihat sungai. Dia terus mengalir, menyisakan bekas bergaris lembut di ujung mata.
Rasa sakit ini mungkin tak seberapa dibanding dengan kekecewaan yang kurasa. Aku tidak sakit. Aku hanya kecewa. Sedih karena kecewa, menangis karena kecewa. Sungguh aku tidak merasa sakit. Aku hanya merasa kecewa. Mungkin memang benar aku tak pantas dicinta, aku memang tak pantas mendapat cinta. Kecewa, jatuh, tenggelam, dalam lautan luka.
Semakin membusuk, itu yang aku tau sekarang. Membekas dan meninggalkan trauma. Aku takut melihat matahari, tapi aku harus melihat matahari. Mungkin matahari sedang malu untuk muncul atau aku yang menghindar darinya? Entahlah, aku tak mengerti. Yang aku rasa sekarang hanya hujan dan badai. Mencoba berdamai dengan hujan, dan mencoba berteman dengan badai. Kapan mereka berhenti? Aku lelah dengan hujan, aku muak dengan badai.
Semakin dalam aku tenggelam dalam lautan benci. Menutup mata akan kepastian munculnya matahari. Aku benci duduk sendiri. Aku benci menangis sendiri. Aku ingin ditemani, aku ingin bersamanya sekali lagi.
Tuhan, aku tau Kau tak akan terus membiarkanku seperti ini, Tapi kumohon, segera akhiri semua ini. Akhiri hujan dan badai, gantikan dengan matahari dan pelangi. Bantu aku agar tak membenci. Hilangkan benci hilangkan benci.
Aku takut duduk sendiri, aku takut berdiri sendiri, aku takut berjalan sendiri, aku takut membenci. Aku tau aku kuat, aku tau aku bisa, tapi entah jiwa ini tak juga mau mereda. Terus memberontak dalam sepi, terus berteriak dalam sunyi.
Aku lelah dengan hujan, aku muak dengan badai, aku menginginkan matahariku kembali, di sini, di sisi.

0 comments:

Post a Comment