Friday, January 14, 2011

Antara Salju dan Harapan (in progress)

Zee menatap langit sore yang semakin gelap. Semburat matahari kian menipis. Pikirannya melayang ke waktu itu. Tak terasa air mata menetes di pipinya. Sepasang tangan merengkuhnya dari belakang. Ia mendongak dan mendapati Rei, kakaknya. Dengan senyum manis, Rei duduk di samping Zee. “Harusnya kamu tidak di luar. Udara kan dingin.” Saat itu memang mendekati awal musim dingin yang beku. Zee hanya bisa tersenyum mendengar kakaknya.

London berubah menjadi lautan putih, setelah salju pertama turun 2 hari kemudian. Suhu beku menusuk tiap jengkal tubuh. Dari balik selimutnya, Zee mengerang kedinginan. Terlihat dari matanya yang berat, salju telah menutup hampir seperempat bagian tinggi rumahnya. Tebal sekali, pikirnya dalam hati. Dengan sedikit senang dan sedihyang bercampur, ia bangkit. Aneh, padahal ia selalu suka salju, kenapa di musim ini ia bahkan tidak berharap akan adanya salju.

Zee tahu, musim tidak akan berubah seketika. Bagaimanapun juga ia harus melewati musim dingin ini. Itu artinya ia harus menempuh sedikit lagi dari sisa waktunya. Terdengar ketukan di pintu, Rei masuk membawa nampan penuh sarapan. “Kukira kau belum bangun. Ini sarapanmu.” Rei meletakkan nampan di atas meja dan duduk di sofa berlengan di sudut kamar, memperhatikan adiknya. Terlihat padanya, Zee sangat tidak ingin melihat salju. “Sepertinya aku butuh udara tanpa salju”

“Apa? Udara bebas salju? Mana ada di musim begini, Resi.” Zee menggelengkan kepala mendengar kakaknya yang di anggap konyol. “Siapa bilang tempat itu di sini. Maksudku di negara lain, Indonesia mungkin. Sudah lama kita tidak mengunjungi keluarga di sana.” Takjub mendengar hal itu, senyum semangat muncul tipis darinya. “Tapi…” Zee menggantung kalimatnya. “Tapi? Apa?” Dan keheningan muncul menghampiri mereka.

“Kamu kan tahu, aku tidak boleh pergi terlalu jauh mulai sekarang. Kau tahu juga, umurku tak akan panjang lagi. Bagaimana aku pulang dan menjelaskan pada oma dan opa mengenai hal ini?” Rei hanya bisa diam mendengar perkataan adiknya. Ia tahu persis Zee ingin kembali ke Indonesia. Tapi ia tak pernah tega member tahu keluarga besarnya tentang penyakit itu, leukemia stadium akhir.

“Kau butuh hiburan, kau ingin pulang ke Indonesia. Benarkan? Tak ada salahnya, Zee.” Zee hanya bisa melihat tajam mata kakaknya. Di luar kehendaknya, air mata memenuhi pelupuk mata, siap untuk menetes. “Kenapa aku harus dapat penyakit ini, Rei? Kenapa harus aku?” Dengan satu gerakan mulus, Rei merengkuh Zee dalam pelukannya. “Kamu tidak boleh berkata seperti itu. Tidak! Tidak boleh.” Rei tahu perasaan adiknya, bagaimanapun juga, ia kakaknya, sekaligus dokter untuknya. Ia tahu.

Edgar berusaha memasukkan bola terakhir dalam ring. Dia sudah berlatih sendirian selama hampir 5 jam. Lelah? Pasti. Tapi baginya, tak ada yang lebih pantas ia jadikan pelampiasan selain basket. Berhasil memasukkan bola, Edgar merebahkan diri di lantai lapangan basket indoor pribadi miliknya. Sambil menatap langit-langit bergambar awan yang ia desain sendiri, tawa kesenangan muncul dari mulutnya. Ia bahagia, sangat bahagia. Berhasil menyegarkan semua amarah pada dirinya sendiri.

Ponselnya berdering tepat saat Edgar hendak pergi keluar lapangan. Ia lihat siapa yang mengirim pesan, ternyata Rei. Pasti darurat RS, pikirnya enggan. 'KE RS SEKARANG!!' Dan benar saja, ia harus ke RS secepatnya. Maka setengah hati ia pergi, tak pernah Edgar merasa semalas ini. Di RS, Rei terus memantau keadaan Zee. Sesekali ia berharap Zee membuka matanya, tapi tak ada respon sama sekali.

Rei tidak percaya ia membuat adiknya seperti ini. Percakapan itu telah membawa Zee pada kesedihan yang luar biasa, menjadikan tekanan yang amat besar. Zee roboh begitu saja dengan segala kesedihan yang ia rasa.

Edgar setengah berlari menuju UGD, setengah ingin setengah tidak. Terkejut melihat Rei berdiri di samping gadis yang ia kenal. Segera ia mendekat dan melihat dengan jelas pasien lamanya berbaring tak sadarkan diri. Rei memandang Edgar tajam seolah menyalahkannya atas keterlambatan ini.

"Kau terlambat, Edgar! Kau tahu aku menunggumu terlalu lama. Lihat bagimana keadaannya sekarang!" Rei bergumam tajam sementara Edgar sibuk memastikan keadaan Zee. "Aku tahu aku terlambat, Rei. Aku minta maaf." dihelanya napas panjang, "Yang harus kita khawatirkan sekarang ini adalah keadaan Zee. Stadium akhir ini, lebih mengerikan dari yang pernah aku tangani. Aku tak tahu lagi apa yang bisa aku lakukan." Dalam hati, Edgar mengumpat dirinya sendiri yang tidak mampu bertindak.

Zee telah dipindah ke ruang ICU beberapa jam kemudian. Ruang ICU itu tertutup, hanya ada 1 suster berjaga tiap ruangan. Sesekali dokter berkeliling melihat keadaan pasien. Rei, yang sebelumnya tidak boleh menunggu dalam ruangan, tertidur di samping adiknya. Tak terasa hampir 12 jam Zee tak sadarkan diri, dalam keadaan kritis tepatnya. Kadang Rei membuka matany saat merasakan (mungkin) Zee bergerak. Suster yang berjaga di ruang itu tersenyum melihat Rei yang tertidur ayam.

Edgar masuk dalam kamar dan melihat keadaan Zee. Raut pucat itu membuatnya melakukan hal yang semestinya tidak boleh ia lakukan. Bersedih di depan pasiennya. Menetes sedikit di pipinya, serasa bodoh. Ia tak tahu apa yang terjadi padanya. Dengan napas panjang ia coba menenangkan dirinya

Friday, January 7, 2011

TO, Antara Menyenangkan dan Menyedihkan

Huwaaaaaaa....
Mendekati TRY OUT pertama UN (dari SMAGA) 2 hari lagi :(. Itu artinya, aku cuma punya 2 hari buat matengin semua materi dari kelas 1 sampai kelas 3 untuk pelajaran yang diujikan pertama (indo bio). Kyaaa.. padahal meteri bio ada banyak banget. Sampe nggak kuat buat liatnya (lebong). Yah, waktu 2 hari mungkin bisa dibilang sedikit cukup, sebab, aku udah nyicil dari cukup lama. Meski nggak mudeng banyak sih. Hahaha :P Yang penting kan udah nyicil :P Iya nggak??

TO = vakum dari semuanya. Wow... fantastis. Itu artinya, NO FB, NO TWITTER, NO BLOGGING. http://www.emocutez.com Tapi, apa bisa bertahan? Harus bisa bertahan donk... Aku udah janji buat ngurangin intensitas semuanya, jadi, itung-itung membantu melupakan mereka semua kan? Hahaha (rak penting)

Jadwal TO mengerikan. Hari pertama diawali dengan Indonesian dan Biology. Terus hari kedua diisi dengan English dan Chemistry. Hari ketiga, saatnya Mathematics, dan yang paling rawan saat hari keempat. Apa itu? Yap!! Physics. Ihirrrrrr... Fisika (-__-)"

Aku udah pernah bilang belum sih? Kalau aku bener-bener susah soal fisika? Kalau belum, sekarang aku bilang ya. :P Aku sedikit lemah soal fisika, kenapa? Karena dari SMA kelas 1 sampai kelas 3 SMA, jarang sekali aku dapat nilai bagus di mapel satu ini (hiksss) Jadi kangen masa SMP, dimana bisa dibilang aku handal dalam fisika (hahha.. PD max). Yah, roda selalu berputar kan? Jadi ya, aku harus terima kalau sekarang aku sudah tidak lagi menjadi master fisika http://www.emocutez.com

TO, mempunyai hal menyenangkan juga menyedihkan. Maksudku, punya 2 sisi, 2 wajah, 2 sudut pandang.

Menyenangkan karena, aku dan teman sekelasku tidak perlu repot-repot bertemu dengan guru fisika kesayangan kami, Pak Narno (Y), meskipun kami tau, materi fisika benar-benar sulit. Tapi, apa gunanya ada master fisika di kelas? (nglirik Sindu, Mail, Alip, Hamid, Farah, dll) paling tidak, mereka bisa sedikit membantu kami yang kesulitan fisika (terutama aku) hehe.. Maaf ya teman-teman, sering merepotkan ^^v

Menyenangkan, karena ini adalah langkah awal untuk meraih kesuksesan di UN, UP, US, USM STAN, dan SNMPTN (amin...) Juga, sebagai pemanasan untukku agar bisa menepati janjiku yang lain(ngalahin Erwin) (amin..)

Beberapa sisi menyenangkan sudah aku tulis di atas (ada lagi sih sebenernya, tapi males ngetiknya. hehe) sekarang saatny sisi menyedihkan (scream BGM)

Menyedihkan, karena aku harus benar-benar fokus pada TO juga pada akhirnya pada Ujian-Ujian lainnya, meski juga aku mengerti aku harus benar-benar fokus pada beliau-beliau itu.

Menyedihkan, karena begitu TO pertama dimulai dan selesai, akan ada banyak TO menanti kemudian hingga akhirnya Ujian Nasional, Ujian Praktek, Ujian Sekolah, USM STAN, dan SNMPTN, juga berarti, aku akan segera berpisah dengan teman-teman yang sangat aku sayangi. http://www.emocutez.com Aku harus berpisah dengan teman-teman yang selalu menemaniku tertawa bersama. Aku akan merindukan #ELNINO #JurassixPRAK #MOCHI dan #SMAGApeople (guru-guru termasuk nggak ya??), bagaimanapun juga aku harus lulus dan meninggalkan semuanya, walaupun sedih, aku harus tetap semangat, demi teman-temanku.

Itulah dari TO pertama, mungkin TO 2 dan selanjutnya akan kuceritakan lagi (semoga bisa). Doakan semua lancar yaaaa :*

Saturday, January 1, 2011

Yang penting

Ada yang harus kulakukan. Apa itu? Entahlah... hahah LOL http://www.emocutez.com
Aku harus melakukan sesuatu yang berhubungan dengan hatiku sendiri. Tau maksudku? Tahun 2011, aku sudah membuat janji, janji untuk tidak lagi memikirkan soal dia dia dan dia. Hahaha.. Bukan hanya soal dia sih. Ada banyak hal lagi.

Sudah jadi rutinitas bagi manusia untuk berpikir, tapi, apa harus setiap hari kita sebagai manusia berpikir? Ada saatnya pula kita untuk "break" dari memikirkan semua hal yang berat di hati kita. Tapi, bagaimana cara untuk memperoleh "break" itu? http://www.emocutez.com

Jangan tanya aku karena aku sendiri tidak tau. Hahaha... (gaje? ya, terima kasih)

Aku kadang ingin menghapus ingatanku. Ingatan pada semua masalah yang ada di hidupku. Tapi sayangnya, tak tau bagaimana harusnya. Mungkin kalo ada kecelakaan besar dan aku jadi korbannya, aku bisa mengalami amnesia. http://www.emocutez.com (jangan sampe kebablasan mati aja) Hikikikikik

Berbicara soal masalah, siapa yang tidak punya masalah? Aku, kamu, mereka, pasti punya masalah. Benar bukan? Kalo nggak punya masalah, bukan manusia namanya. (jangan marah lhoo) Yang jelas, ada saatnya kita harus "break" dari semuanya. Caranya sesuai dengan apa yang jadi kebiasaanmu aja. Contoh, aku suka sekali menulis, saat aku sedang malas dan sebel, menulis jadi pilihan utamaku. Bagaimana denganmu?

Aku juga suka sekali menangis saat sedang galau atau apapun. Karena menurut seseorang, menangis dapat menenangkan hati dari masalah-masalah. (asal nggak nyampe kebangetan aja nangisnya)

Bagaimanapun juga, kita punya cara sendiri-sendiri untuk menenangkan hati, untuk mendapatkan "break" dari semua masalah yang ada dalam hidup. (lebong)

Yang penting, keep smile, keep strong dear http://www.emocutez.com