Terpikirkan olehku.
Dirimu adalah milikku, menjadi milikku, waktu itu.
Sakit rasa hati ini saat aku kembali menyadari sesuatu.
Aku telah kehilangan sebuah oasis di padang gersang hatiku.
Mungkin aku memang tak pantas untuk menjadi milikmu.
Mungkin juga kau terlalu sempurna untukku.
Bodoh diri ini dirasa olehku.
Sangat bodoh.
Bodoh karena aku terlambat menyadarinya.
Aku terlambat menyadari bahwa aku tak pantas untukmu.
Terlambat menyadari bahwa kau bukan untukku.
Terlambat menyadari bahwa aku tak boleh bersamamu.
Pedih hati ini.
Mungkin Tuhan yang tak adil atau aku yang terlalu bodoh?
Pertanyaan itu selalu muncul di benakku.
Aku tak tahu jawaban yang tepat untuk pertanyaanku waktu itu.
Lambat laun aku mulai menemukan jawabannya.
Akulah yang bodoh.
Aku tak bisa membedakan mana milikku dan mana yang bukan milikku.
Sekarang aku telah menyadari meski terlambat, bahwa kau bukan milikku.
Dan tak akan pernah jadi milikmu.
Namun, ada sedikit sesal dalam hatiku.
Sesal yang amat dalam.
Sesal bahwa aku telah terlanjur mencintaimu.
Karena mencintaimu, telah menggoreskan segaris luka dalam hatiku.
Luka yang timbul karena kecerobohanku.
Kecerobohan karena aku telah mencintaimu.
Sebab, aku tak bisa menjadi milikmu, dan kau tak bisa menjadi milikku.
Dan aku tak bisa mengahpusmu dari ingatanku.
Terus menghantuiku.
Sesal hati ini.
Menyesal hati ini.
Sungguh menyesal.
Maaf.
Karena aku telah mencintaimu.

0 comments:
Post a Comment